Hebatnya Melayu Dengan UMNO dan ISA WHY :
dengan itu mereka merampas kebebasan warga India dan Tionghoa (cina)
Mau tau Pembantaian warga melayu untuk China
Sila Lihat LINK
http://id.wikipedia.org/wiki/Insiden_13_Mei (COPAST)
saya selalu melihat dengan Real dan fakta Lengkap
Rangkuman Kehebatan Melayu
Pada 1963, Malaysia menderita akibat ketimpangan kekayaan antara golongan keturunan Tionghoa yang umumnya pedagang, yang menguasai sebagian besar ekonomi Malaysia, dengan golongan miskin, penduduk Melayu. Selain itu, orang Tionghoa juga menguasai sebagian besar kekayaan negara.
Kerusuhan rasial di Singapura pada 1964 juga merupakan salah satu penyebab keluarnya negara itu dari Malaysia (dulunya Singapura merupakan bagian dari Malaysia), dan ketegangan rasial terus berlangsung. Kebanyakan orang Melayu tidak puas dengan negara yang baru saja merdeka itu yang berkeinginan untuk menenangkan etnis Tionghoa dengan pengeluaran mereka.
Pada pemilihan umum 10 Mei 1969, koalisi Aliansi yang memerintah diketuai oleh United Malays National Organization (UMNO) menderita kekalahan besar. Partai terbesar golongan Tionghoa Democratic Action Party dan Gerakan mendapat suara dalam pemilihan, dan berhak untuk mengadakan pawai kemenangan melalui jalur yang telah ditetapkan di Kuala Lumpur. Namun, pawai yang berisik dan kasar dan menyimpang dari jalurnya dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Bahru, mengolok penduduknya.
Meskipun Partai Gerakan mengeluarkan permintaan maaf keesokan harinya, UMNO mengumumkan pawai tandingan mulai dari kepala negeri Selangor Dato' Harun bin Idris di Jalan Raja Muda. Dilaporkan, masyarakat yang berkumpul diberi tahu bahwa suku Melayu yang menuju ke prosesi telah diserang oleh suku Tionghoa di Setapak, beberapa mil di utara [1]. Para pemrotes yang marah dengan cepat mengadakan pembalasan dengan membunuh dua pengendara sepeda motor yang lewat, dan kerusuhan pun meledak.
Ketika kerusuhan berlangsung pengeras suara di masjid-masjid digunakan untuk mendorong para perusuh untuk melanjutkan aksi mereka.
Perusuh mulai beraksi di ibukota Kuala Lumpur dan wilayah sekitar negeri Selangor, dengan pengecualian gangguan kecil di Melaka tempat lain di negara tersebut tetap tentram. Keadaan darurat nasional dan jam malam diumumkan pada 16 Mei tetapi jam malam dikurangi di beberapa bagian di negara tersebut pada 18 Mei dan dihilangkan dalam waktu seminggu di pusat Kuala Lumpur.
Menurut data polisi, 184 orang meninggal dan 356 terluka, 753 kasus pembakaran dicatat dan 211 kendaraan hancur atau rusak berat. Sumber lain menyebutkan jumlah yang meninggal sekitar 196 orang atau bahkan lebih dari 200 orang. Beberapa memperkirakan jumlah kematian bahkan mencapai 700 orang sebagai akibat dari kerusuhan.
Isu-isu golongan dan ras yang menyentuh emosi dan sentimen menjadi tema utama sepanjang kampanye Pemilu 1969 yang mengakibatkan meningkatnya semangat masyarakat Melayu dan Tionghoa di Malaysia. Selama kampanye Pemilu 1969, para calon serta anggota-anggota partai politik, khususnya dari partai oposisi, mengangkat soal-soal sensitif yang berkaitan dengan bahasa nasional (Bahasa Melayu), kedudukan istimewa orang Melayu (Bumiputera) dan hak kerakyatan warga non-Melayu. Hal ini menimbulkan sentimen rasial dan kecurigaan.
Partai Perikatan (UMNO-MCA-MIC) telah mengalami kekalahan yang telak dalam Pemilu 1969. Jumlah kursi yang dimenangkannya dalam Dewan Rakyat (Parlemen) telah menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi pada tahun 1969. Partai Perikatan telah hilang kebanyakan dua pertiga dalam Dewan Rakyat. Partai Gerakan, DAP dan PPP menang 25 buah kursi dalam Dewan Rakyat sementara PAS menang 12 kursi.
Pawai balasan Melayu Untuk China
Pada 13 Mei 1969 UMNO mengadakan konvoi balasan yang memicu kerusuhan rasial. Ini terutama disebabkan karena tingginya emosi dan kurangnya kawalan dari kedua pihak.
Orang-orang Melayu berkumpul di rumah Menteri Besar Selangor di Jalan Raja Muda Abdul Aziz di Kampung Baru, Kuala Lumpur. Dato' Harun Idris selaku Menteri Besar Selangor ketika itu mencoba menenangkan keadaan. Namun mereka yang datang berkumpul membawa senjata pedang dan parang panjang dan hanya menunggu lampu hijau dari Dato' Harun Idris untuk mengamuk.
Sementara mereka berkumpul beredarlah cerita-cerita tentang kebiadaban anggota-anggota partai Gerakan dan DAP. Pk. 3.00 sore datang berita tentang pembunuhan orang Melayu di Setapak, hanya dua kilometer dari rumah Menteri Besar Selangor.
Pukul 4.00 sore dua pengemudi sepeda motor Tionghoa yang melalui Jalan Kampung Baru dipancung. Sebuah van yang membawa rokok dibakar dan pengemudinya dibunuh. Pemuda-pemuda Tionghoa yang konon berasal dari Polisi Kerajaan Malaysia dan organisasi-organisasi liar mengambil tindakan balasan. Mereka membunuh orang-orang Melayu di sekitar Kuala Lumpur. Rupa-rupanya orang-orang Tionghoa ini pun bersenjata lengkap dengan pelbagai senjata besi, tombak dan trisula.
Kerusuhan besar pun tidak terelakkan lagi. Perintah darurat dikeluarkan. Tak seorangpun diizinkan keluar dari rumah. Pasukan polisi berpatroli di sekitar Kuala Lumpur. Tentara dari Resimen Ranger sebelumnya telah dikerahkan untuk menjaga keselamatan sekitar Kuala Lumpur.
Dengan India apa Pula :
NON MELAYU DEMO APA YANG TERJADI
TEMBAKAN BERUNTUN DARI MELAYU
DITANGKAP KALAU TAU DIA INDIA (VERY RASIS)
DISIKSA WATER CANON
Tau kalian warga india yag ditulis koran nmalaysia terutama utusan ONLINE sangat berbeda contoh dari warga malaysia yg menolak otoritas kerajaan yg selalu menipu
dalam berita dibawah ini daimabil dari blog malaysia sendiri (rangkuman)
Tiga tuntutan utama Gasak ialah “Hentikan informasi bohong, “Berita yang seimbang bagi semua pihak”, “Kebebasan editorial”.
“Industri media seharusnya bebas dan para editor tidak seharusnya mendapat tekanan pemerintah atau pemilik perusahaan. Ia tidak boleh dipengaruhi oleh siapa pun kecuali para editor itu sendiri,” ujar dia.
Salah satu contohnya, jumlah demonstran yang ikut kampanye BERSIH yang menuntut Pemilu Jurdil, Sabtu 10 November 2007 di Kuala Lumpur.
Koran seperti Utusan Malaysia dan Berita Harian memberitakan jumlah massanya hanya sekitar 4.000 orang, tapi Al-Jazeera, Reuters, AFP memberitakan sekitar 30.000, bahkan harian Harakah milik partai PAS memberitakan massanya 100.000.
Kasus demontrasi sekitar 5.000 pendukung Hindraf (Hindu Rights Action Force), Minggu 25 November 2007 di Kuala Lumpur. Koran-koran seperti Utusan Malaysia dan Berita Harian esoknya memberitakan keganasan para demonstran.
Padahal pers asing seperti Al-Jazeera, Reuters, Suara Keadilan dan Harakah memberitakan keganasan polisi Malaysia terhadap demonstran.
TU lIhat Koran informasi dan media online sudah diubah kerajaan kalian cuma tau sedikit info saja hahaha (katak dalam tempurung)