Kuala Lumpur (ANTARA News) - Satu lagi bekas-bekas kebakaran akibat lemparan bom api di temukan di gereja di Malaysia. Kali ini bekas-bekas kebakaran tersebut ditemukan pada Sabtu siang di gereja Good Shepherd Lutheran di Petaling Jaya, Selangor.
Diduga bom api itu merupakan serangkaian teror bom ke sejumlah gereja di Malaysia pada Jum`at dinihari. Seorang pendeta gereja Good Shepherd, Augustine Mutusami, menemukan kebakaran di dinding gereja, Sabtu jam 2 siang. Diduga pelempar bom itu melakukan aksinya pada Jum`at dinihari namun baru diketahui pada Sabtu siang, demikian media massa Malaysia, Sabtu.
Kepala polisi Petaling Jaya Arjunaidi Mohamed mengatakan telah menerima laporan sekitar jam 2 oleh seorang pendeta yang menemukan bekas kebakaran dan bekas bom api di gereja Good Shepherd Lutheran, Petaling Jaya. Polisi langsung meninjau lokasi kejadian dan menemukan tanda-tanda dinding terbakar dan pecahan botol bom api.
Dengan demikian, ada empat gereja yang dilempari bom api dan diduga dilakukan pada Jum`at dinihari ditengah kontroversi penggunaan kata ALLAH oleh majalah mingguan Katolik The Herald. Dari empat bom api, gereja di desa Melawati yang terbakar sampai habis, sedangkan tiga gereja lainnya hanya terbakar sedikit. Bahkan dua gereja Katolik tidak rusak parah karena saat dilempar bom api masih ada kebaktian sehingga para jemaah kemudian memadamkan apinya.
Sementara itu, beberapa warga Malaysia yang beragama kristen yang mengikuti perayaan natal di KBRI Kuala Lumpur, Sabtu malam, menyatakan sedih namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena ketakutan dan tidak ingin suasana menjadi lebih kacau.
"Kami terus terang marah sekali tapi tidak berani melakukan apapun kecuali memberikan laporan," kata Monalisa Chan, warga Sabah, yang ikuti perayaan natal di KBRI.
"Kami sangat sedih dan marah sekali tapi kami hanya berdiam diri saja serta tidak mau isu ini diperbesar lagi sehingga menjadi kacau di Malaysia," kata Remmy Jambay, warga Miri, Sarawak yang juga mengikuti perayaan Natal di KBRI.
Kedua warga Malaysia itu i tidak menyangka kontroversi tentang penggunaan kata ALLAH oleh majalah The Herald menimbulkan serangan bom api kepada empat gereja di negara bagian Selangor.
Pemeluk agama Kristen di Malaysia umumnya adalah etnis China dan India. Negara bagian yang cukup besar pemeluk Kristiani berada di Sarawak dan Sabah, Kalimantan Utara.(*)
Diduga bom api itu merupakan serangkaian teror bom ke sejumlah gereja di Malaysia pada Jum`at dinihari. Seorang pendeta gereja Good Shepherd, Augustine Mutusami, menemukan kebakaran di dinding gereja, Sabtu jam 2 siang. Diduga pelempar bom itu melakukan aksinya pada Jum`at dinihari namun baru diketahui pada Sabtu siang, demikian media massa Malaysia, Sabtu.
Kepala polisi Petaling Jaya Arjunaidi Mohamed mengatakan telah menerima laporan sekitar jam 2 oleh seorang pendeta yang menemukan bekas kebakaran dan bekas bom api di gereja Good Shepherd Lutheran, Petaling Jaya. Polisi langsung meninjau lokasi kejadian dan menemukan tanda-tanda dinding terbakar dan pecahan botol bom api.
Dengan demikian, ada empat gereja yang dilempari bom api dan diduga dilakukan pada Jum`at dinihari ditengah kontroversi penggunaan kata ALLAH oleh majalah mingguan Katolik The Herald. Dari empat bom api, gereja di desa Melawati yang terbakar sampai habis, sedangkan tiga gereja lainnya hanya terbakar sedikit. Bahkan dua gereja Katolik tidak rusak parah karena saat dilempar bom api masih ada kebaktian sehingga para jemaah kemudian memadamkan apinya.
Sementara itu, beberapa warga Malaysia yang beragama kristen yang mengikuti perayaan natal di KBRI Kuala Lumpur, Sabtu malam, menyatakan sedih namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa karena ketakutan dan tidak ingin suasana menjadi lebih kacau.
"Kami terus terang marah sekali tapi tidak berani melakukan apapun kecuali memberikan laporan," kata Monalisa Chan, warga Sabah, yang ikuti perayaan natal di KBRI.
"Kami sangat sedih dan marah sekali tapi kami hanya berdiam diri saja serta tidak mau isu ini diperbesar lagi sehingga menjadi kacau di Malaysia," kata Remmy Jambay, warga Miri, Sarawak yang juga mengikuti perayaan Natal di KBRI.
Kedua warga Malaysia itu i tidak menyangka kontroversi tentang penggunaan kata ALLAH oleh majalah The Herald menimbulkan serangan bom api kepada empat gereja di negara bagian Selangor.
Pemeluk agama Kristen di Malaysia umumnya adalah etnis China dan India. Negara bagian yang cukup besar pemeluk Kristiani berada di Sarawak dan Sabah, Kalimantan Utara.(*)
Nb: Jelas Sekali saudara saudara kita Yang berada di daerah sabah dan serawak khususnya yg berada di pulau kalimantan selalu mendapat diskriminasi dan tekanan dari pemerintah lewat ISA yg sesungguhnya mau hidup merdeka...... sungguh toleransi agama di melayu sungguh rendah sudah tahu populasi umat kristen dan narani lebih dari 40% terdiri dari China, india dan melayu tapi mereka mulai berulah setelah gembong terorist berhasil dibuat "modar" oleh NKRI mereka sok jagoan di kandang sendiri dan memang yg berbuat kejahatan dan terorisme asli dari malaysia dan bukan dari putra bangsa indonesia.......
5 komentar:
RENDAH NYA TOLERANSI MALAYSIA? APA INDONESIA PUNYA TOLERANSI YG TINGGI? KAH KAH KAH APA KAMU WAK ADMIN BERMIMPI DI SIANG HARI? AYOO WAK BANGUN! JGN TIDURAN LAGI, KAMU UDAH KESIANGAN NIH!!
KAMI DI MALAYSIA BARU BELAJAR DARI JAWA, BARU BELAJAR MAHU NGEBOM-NGEBOM! BELAJAR DARI PERISTIWA AMBON, DARI PERISTIWA 1998 DI ZAKARTA! KALO ADA SALAH SILAP NYA TOLONG DI TUNJUKIN YA WAK! KAH KAH KAH
INDON PUNYA TOLERANSI? KAH KAH KAH KAHAK!
SILA BERKACA DULUAN YA WAK!KAH KAH KAH KAHAK!
budak moron tak berotak lagi posting2 nggak jelas apa yg ada di otak ma yg ditulis rancau ampun...................
KAH KAH KAH WAK ADMIN BUAT2 TAK FAHAM APA YG AKU TULIS! BUAT2 BODOH KAH KAH KAH OH YA AKU LUPA BAHASANYA WAK ADMIN INI MEMANG BODOH TAHAP GABAN!
gaban apa pulak itu hahah moron2 bahsa yg jlea mending pakain english ja bahsanya GABAN hahahaaaaa
Wkkwkwk....hoo ohhhhh
Posting Komentar